GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PESERTA PROLANIS TERHADAP DETEKSI DINI PENCEGAHAN STROKE
Abstract
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui deteksi dini dan penanganan yang cepat. Peserta dalam Program Manajemen Penyakit Kronis (Prolanis) memiliki risiko tinggi mengalami stroke akibat kondisi medis yang menyertainya, sehingga peningkatan pengetahuan mengenai deteksi awal menjadi sangat penting melalui intervensi edukatif yang terarah. Tujuan: Mengetahui perubahan tingkat pengetahuan peserta Prolanis mengenai deteksi dini stroke sebelum dan sesudah diberikan intervensi edukasi kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Sampel terdiri dari 50 peserta Prolanis di Klinik dr. Cherslina Subagyo yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Intervensi dilakukan dalam bentuk edukasi kesehatan menggunakan metode komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) secara langsung. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner standar mengenai pengetahuan deteksi dini stroke. Analisis data dilakukan menggunakan uji paired t-test. Hasil: Terdapat peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan setelah intervensi (p < 0,001). Sebelum edukasi, sebanyak 92% peserta berada dalam kategori pengetahuan rendah, sementara setelah edukasi, 72% peserta masuk dalam kategori pengetahuan tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi edukasi berhasil menyampaikan informasi penting mengenai gejala awal stroke dan pentingnya deteksi dini secara efektif. Kesimpulan: Edukasi kesehatan yang dirancang secara sistematis terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan peserta Prolanis terkait deteksi dini stroke. Intervensi serupa disarankan untuk diterapkan secara rutin dalam program edukasi kesehatan Prolanis guna meningkatkan kewaspadaan serta respons cepat terhadap gejala stroke.
Kata Kunci: Prolanis, Pengetahuan, Deteksi Dini Stroke, Edukasi Kesehatan
Downloads
References
Arifin, S., Zainuddin, M., & Firdaus, M. (2018). Efektivitas Edukasi Kesehatan Berbasis Health Belief Model terhadap Pengetahuan Masyarakat tentang Penyakit Stroke. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 150–158. https://doi.org/10.1234/jkm.2018.0802.150
BPJS Kesehatan. (2022). Panduan Program Prolanis. BPJS Kesehatan Republik Indonesia
Champion, V. L., & Skinner, C. S. (2008). The Health Belief Model. In K. Glanz, B. K. Rimer, & K. Viswanath (Eds.), Health Behavior and Health Education: Theory, Research, and Practice (4th ed., pp. 45–65). San Francisco: Jossey-Bass.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riskesdas 2018: Laporan Nasional.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Data Stroke di Indonesia. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. https://www.depkes.go.id/
Putri, A. S., & Adi, W. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan tentang stroke dengan perilaku deteksi dini di komunitas Prolanis. Jurnal Keperawatan Indonesia, 24(1), 45–52.
Rosenstock, I. M. (1974). Historical Origins of the Health Belief Model. Health Education Monographs, 2(4), 328–335. https://doi.org/10.1177/109019817400200405
Siregar, D. S., Hasan, H., & Arifin, I. (2020). Pengetahuan Masyarakat tentang Deteksi Dini Stroke di Wilayah Puskesmas X. Jurnal Keperawatan, 12(1), 70–75.
WHO. (2017). Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2017. World Health Organization. Geneva. https://www.who.int/nmh/publications/ncd-status-report-2017/en/
Widiyanti, N. (2020). Pengaruh Edukasi Health Belief Model terhadap Perilaku Pencegahan Penyakit Stroke. Jurnal Pendidikan Keperawatan, 18(3), 234–240.